Warta  

VAKSIN Tahap 5 Sudah Tiba, Bukan Hanya Sinovac, Apa saja?

VAKSIN Gratis SINOVAC Untuk Masyarakat

Kedatangan 10 Juta Vaksin Tahap 5

Vakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD menerima secara langsung kedatangan Vaksin COVID-19 tahap kelima dari Sinovac yang berjumlah 10 juta vaksin dalam bentuk _bulk_ atau bahan baku.

Vaksin dalam lima _envirotrainer_ ini dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia GA891 dan tiba di Cengkareng pukul 12:30 WIB, kemudian vaksin ini akan dibawa dengan 2 unit truk ke Bio Farma di Bandung.

dr. Dante menyebutkan bahwa 10 juta dosis vaksin COVID-19 selanjutnya akan diproduksi oleh PT Bio Farma dan diperkirakan menghasilkan 8 juta dosis vaksin jadi, yang diperuntukkan bagi petugas layanan publik dan masyarakat lanjut usia (lansia).

Tercatat dengan kehadiran 10 juta vaksin ini, maka total vaksin dari Sinovac yang telah di terima menjadi 38 juta vaksin.

“10 juta vaksin yang datang hari ini akan kita pergunakan untuk program vaksinasi pemerintah tahap kedua untuk petugas layanan publik dan kelompok masyarakat lanjut usia 60 tahun ke atas” jelas dr. Dante saat memberikan keterangan pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Kedatangan vaksin ini menjadi berita baik untuk seluruh masyarakat Indonesia. dr. Dante berharap, datangnya vaksin ini mampu mempercepat proses vaksinasi COVID-19 di Tanah Air.

5.512 Jurnalis Ditargetkan Terima Vaksin COVID-19

Berdasarkan data yang dihimpun Kominfo dari Organisasi Wartawan, Dewan Pers dan PWI, jumlah sasaran vaksinasi bagi jurnalis ditargetkan sebanyak 5.512 peserta dengan waktu pelaksanaan selama 3 hari, mulai tanggal 25-27 Februari 2021.

Pada hari pertama ini, jumlah sasaran yang akan menerima vaksin sebanyak 1.800 orang, dibagi dalam 3 shift. Shift pertama mulai pukul 08.30-10.00 WIB, shift kedua pada 10.30-13.00 WIB dan shift ketiga pukul 13.00-16.00 WIB.

Untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi, penyelenggara mengerahkan 25 Tim yang berasal dari Yankes (RSKO), Dinas Kesehatan DKI Jakarta, TNI, Polri, BUMN, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung serta Kantor Kesehatan Pelabuhan Banten. Mereka tersebar di 5 titik vaksinasi dengan Pcare yang berbeda.

“Ini merupakan dukungan yang besar dari berbagai komponen, terima kasih” kata Menkominfo

Target Jumlah Vaksin Mendatang

Ke depan pemerintah masih akan terus menerima vaksin dari Sinovac hingga jumlahnya mencapai 185 juta dosis.

Selain dari Sinovac, dr. Dante menyebut bahwa pemerintah sudah mengamankan 3 vaksin lain dari negara produsennya, yaitu : AstraZeneca dari Inggris, Pfizer dari Jerman-Amerika, dan Novavax Amerika. Keempat vaksin ini akan dipergunakan untuk program vaksinasi pemerintah.

“Kesemua vaksin tersebut akan memenuhi kebutuhan vaksinasi seluruh masyarakat Indonesia sebanyak 186 juta penduduk Indonesia,” pungkasnya.

BACA JUGA : Vaksin Mandiri Hanya Untuk Orang Kaya?

5 Provinsi yang Bisa Cepat Selesai Vaksinasi Covid-19

Imunisasi di Jakarta akan selesai tercepat dengan waktu sekitar 9 bulan, sedangkan provinsi paling banyak penduduk, Jawa Barat, akan selesai terakhir setelah 34 bulan.

Waktu penyelesaian di provinsi lain di Pulau Jawa pun cukup beragam.  Jawa Timur, misalnya, baru akan selesai setelah 22 bulan. Banten perlu 31 bulan, Jawa Tengah 21 bulan, dan DI Yogyakarta 11 bulan.

Perlu dicatat bahwa angka Jawa Timur di atas didasarkan pada estimasi ketersediaan 4.000 vaksinator. Jika jumlah vaksinator di lapangan memang tiga kali lipat, maka waktunya akan turun sepertiga menjadi sekitar 8 bulan.

Tetapi untuk Jakarta, kalau memang kenyataannya vaksinator lebih sedikit dari estimasi, maka provinsi ini tidak menjadi yang tercepat selesai karena membutuhkan 15 bulan. Namun, selesai vaksinasi lebih cepat bukan berarti provinsi tersebut bebas pandemi.

Apa Manfaat Kota yang Cepat Selesai Vaksinasi

Kalaupun Jakarta atau Jawa Timur menjadi “juara vaksinasi”, virus tetap bisa menumpang mobilitas penduduk dari dan ke provinsi lainnya. Ini akan mengancam 30% penduduk provinsi tersebut yang tidak kebagian vaksin gratis. Belum lagi ancaman virus varian baru yang mungkin sudah belajar menghindari kekebalan

Dengan bergulirnya vaksinasi, seharusnya kecepatan ini sudah bisa diamati di lapangan sehingga perkiraan sumber daya bisa lebih akurat.

Provinsi yang banyak vaksinatornya bisa membantu provinsi yang kekurangan dengan “meminjamkan” SDM-nya saat antrian vaksinasi di provinsinya sudah mulai longgar.

Provinsi yang bertetangga juga bisa mempertimbangkan berbagi kapasitas penyimpanan berpendingin untuk mengatasi kemacetan distribusi. (sumber:  Andree Surianta, PhD Candidate in Public Policy, Australian National University)

Semoga penyebaran vaksinasi ini segera terwujud dan cepat, untuk melindungi masyarakat Indonesia, bukan hanya kalangan tertentu yang menggugah rasa ketidakadilan masyarakat seperti baru baru ini vaksinasi kepada tersangka koruptor di tahanan KPK